THE FIRST MESSENGER

November 02, 2017



Seberapa sering kamu denger berita di tv tentang hal aneh, kejam, atau bahkan cenderung sadis yang dilakukan seseorang terhadap anggota keluarganya sendiri? Saya? Sering, banget. Alasan paling sering yang saya dengar adalah karena rasa marah, kecewa, cemburu, sakit hati, dan buanyak banget lainnya. Seremnya, sekarang ini bukan orang tua alias orang dewasa lagi yang diberitakan berbuat sadis, anak-anak sekarang juga sudah pada berani! Apakah sebenci itu orang-orang saat ini dengan keluarganya sendiri? Hmm.

Family is something you can’t choose.

Seorang anak tidak pernah minta dilahirkan. Seorang anak juga tidak bisa memilih untuk dilahirkan di tengah keluarga yang seperti apa. Orang tua? Juga begitu! Mereka itu clueless membesarkan anak. Mereka enggak tahu anaknya akan tumbuh jadi seperti apa karena mereka pun nggak bisa memilih melahirkan anak yang seperti apa. Bahkan walau ayah dan ibu bisa memilih pasangannya masing-masing, dia pun nggak akan tahu pasangannya akan menjadi seperti apa di masa depan.

Ketika kita ditempatkan dalam suatu keluarga, kita nggak punya alasan kenapa selain satu kata, takdir. Bukan kebetulan, bukan kecelakaan. Keluarga tajir melintir atau keluarga sederhana, ayah yang kasar atau ayah yang pengertian, ibu yang lembut atau ibu yang nyinyir, saudara yang super asik atau saudara yang bikin sesat, sekali keluarga selamanya keluarga. Mau jungkir balik jumpalitan juga nggak akan berubah. Dan kita yang merasa paling benar diantara yang lain akan tetap jadi bagian dari keluarga itu.

Nggak jarang akar kepahitan seseorang itu tumbuhnya justru dari rumah. Ketika keluarga kita hancur, kita pun ikut hancur. Kalau ibaratnya keluarga itu satu kesatuan tubuh manusia, masing-masing dari kita itu anggota tubuhnya. Satu sakit, semua rasain sakit. Ketika keluarga kita bermasalah, kita nggak akan pernah baik-baik aja. Bullshit banget kalo ada yang bilang hal itu nggak ngefek. Menurut saya sih, masalah yang paling merusak itu ya masalah yang kita bawa dari rumah, bukan masalah yang kita bawa pulang ke rumah.




Sometimes it’s not about how you change the family, it’s about how you deal with it.

Banyak dari kita yang akhirnya jadinya kecewa dan tawar hati sama keluarga sendiri karena kita nggak mau mengajar diri untuk sadar dan menerima hidup sebagaimana yang ada dan sebagaima yang benar-benar terjadi, termasuk tentang keluarga. Jujur aja, memang realitanya begini, kan?

Inget, kita akan kecewa kalau terus-menerus mengharapkan seseorang untuk berubah memenuhi ekspektasi kita. Berubah itu bukan pekerjaan sehari dua hari, bu-ibu. Seseorang hanya akan berubah kalau dia ingin berubah. Termasuk orang-orang dalam keluarga kamu dan saya. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan bikin perubahan, tapi nggak semua hal bisa berubah dengan mudah. Ada juga hal-hal yang memang keadaannya begitu adanya.

Memang nggak gampang kalau ngomongin keluarga. Satu hal ini bisa mengingatkan kita pada kebahagiaan yang kita kenal sejak lahir atau tentang luka yang kita bawa sampai mati. Tapi satu hal yang jelas, yakni keluarga adalah pembawa pesan pertama yang Tuhan berikan untuk kita supaya kita mengerti tentang sesuatu. Karena keluarga adalah lembaga pertama bagi seorang manusia. Uniknya, pesan untuk kita masing-masing itu berbeda. 

Sepertinya masing-masing kita harus mulai mencari apa itu untuk tahu kenapa kita ditempatkan dimana kita berada. Apapun pesan yang kamu dan saya terima, kita harus belajar untuk menerima hal itu.



*Seluruh gambar dalam post ini bersumber dari pinterest.com

You Might Also Like

0 comments

Instagram

Follow Us