TRAVELLING OF THE YEAR: 2016 (PART 2)

December 31, 2016

NOVEMBER 2016: BALI

Pertengahan November lalu, saya dan kakak-kakak saya akhirnya liburan ke Bali. Satu minggu kami habiskan berkeliling Bali dari arah timur ke dataran lebih tinggi hingga ke arah barat, seakan-akan mengikuti pergerakan matahari.



Selama seminggu itu, bisa dibilang basecamp kami adalah sekitaran Nusa Dua, Ubud, dan Kuta. Tiga daerah itu dekat dengan banyak tempat wisata dan tentunya tempat makan yang kami incar, sehingga penginapan kami juga berpindah-pindah ke daerah tersebut. Grand Ina Nusa Dua, Biyukukung Ubud,dan Sunset Road Kuta menjadi ‘rumah-rumahan’ kami selama seminggu itu. Pemandangan pantai, persawahan luas, hingga jalanan utama menjadi suguhan yang memberi hal berbeda dalam waktu yang singkat itu. Singkatnya, semua suasana dapet!

Kali ini, saya bukan mau bahas tentang wisata-wisata apa saja yang kami kunjungi. Bukannya karena kurang menarik, semua di Bali tuh seru-seru banget. Bahkan seminggu nggak akan cukup. Tapi saya lagi ingin aja bahas makan-makannya! Hahaha.

WARUNG MAMI (Uluwatu)


Namanya memang warung dan tempatnya pun layaknya warung makan biasa di pinggir jalan, tapi jangan kira rasanya sembarangan. Semua yang ada disini enak banget dan tergolong murah, saya sampai nggak ngerti lagiii! Mereka hanya menyediakan ikan, udang, kerang, dan cah kangkung, yang semuanya juara banget. Bahkan warung ini termasuk dalam daftar rekomendasi dari Bondan Winarno lho.


Saya cinta banget sama kerangnya. Nggak amis sama sekali, kenyal, dan bumbunya cocok banget! Kalau di Jakarta dan sekitarnya, saya sekeluarga sangat mengusahakan untuk tidak makan kerang, mumpung di Bali langsung kalap semua deh. Hahaha.


Hal pertama yang saya pikirkan waktu lihat udang-udang itu adalah ‘cantik banget!’. Besar-besar, warnanya tempting, dan rasanya manis sampai ke dagingnya. Worth every penny, they say.
Ohiya, kalau mau datang lebih baik telfon dulu ya. Karena warung ini nggak akan buka kalau mereka nggak dapat bahan-bahan segar dan juga biasanya kalau buka, dalam 3 jam udah ludes semua.

SATE BABI BAWAH POHON (Legian)


Oh yes, pork! Ada sate babi yang cukup terkenal dan terbilang selalu ramai di daerah Legian. Letaknya di dalam area parkir dan memang tendanya ada di bawah pepohonan. Ngomongin sate babinya, rasanya pedes manis cenderung sedikit ke pedesnya. Ukuran satenya besar-besar dan bisa pilih dengan nasi atau lontong. Disamping piringnya juga dikasih cabai rawit yang digarami. Tapi saya ngerasa kalau karbonya kok kaya ditaburi garam juga ya. Personally buat saya itu menggangu sih. Mungkin bisa diminta untuk tanpa garam sebelumnya.


LAOTA (Kuta)


Maaf ya nggak ada foto lain yang lebih menarik selain yang di atas, tapi ini beneran enakkk! Kalau biasa makan bubur di restoran yang ada di mall-mall di Jakarta, saya berani bilang ini 2x lebih enak walau tampilannya mirip-mirip hihihi. Yang menang di Laota selain buburnya adalah cakuenya. Enak. Banget. Saus dan cakuenya beneran kayak jodoh, sampe rasanya masih keinget di lidah. I have so much love for Laota.


Kalau bahas soal makanan, kayaknya bisa diobrolin sampai besok. Banyak banget tempat-tempat enak lainnya yang belum sempat terbahas disini. Warung Mak Benk, Bebek Bengil, Pizza Bagus, Naughty Nuri’s, Soto Ceker di Legian, dan masih banyak lagi, juga harus dikunjungin. Yang penting selesai liburan siap-siap bayar dosa karena kebanyakan makan ya! Haahaha.


Kenapa liburan ke Bali ini masuk ke Travelling of The Year, sama seperti waktu liburan ke Jogja dimana ada cerita nekatnya juga. Jadi liburan ke Bali ini sewaktu dua minggu sebelum ujian akhir semester yang lalu. Saat itu lagi sibuk-sibuknya mengumpulkan tugas terakhir sebelum ujian, materi kuliah yang sedang susah-susahnya, tugas analisis putusan hakim yang lumaya bikin mendidih, dan kegiatan akhir di organisasi yang masih belum selesai harus dikerjakan. Sementara sayapun belum nyicil untuk ujian. Nekat ya? Hahaha. Cuti kakak-kakak saya terlanjur sudah diapprove, tiketpun sudah ada dari lama, dan kakak-kakak saya hanya menunggu saya mau ikut atau ditinggal. Yasudah, saya ikut saja! Hahaha. Konsekuensinya, saya harus ngebut menyelesaikan tugas supaya bisa dititipkan sebelum berangkat, mulai mencicil bahan ujian, dan pura-pura tenang walau dua minggu lagi ujian akhir.


Sama seperti cerita ke Jogja dan Bali, terkadang ada hal-hal yang tidak terencanakan yang lebih baik daripada hal yang diwacana-wacanakan. Yang penting, dijalankan. Finish something. Baik atau buruk mungkin nanti bisa diperbaiki. Ada hal-hal yang memang membutuhkan sedikit kenekatan untuk bisa terjadi. Atau mungkin memang harus dipaksakan untuk bisa terjadi. Kalau tidak dilakukan, tidak akan terjadi. Seperti saya dan teman-teman saya, yasudah pesan saja dulu tiketnya. Yang penting, harus selalu mengerti konsekuensi dan sisanya nikmati saja.

Sekian cerita Travelling of The Year ini, semoga menyenangkan untuk dibaca. Dan selamat liburan dan merayakan tahun baru 2017 semuanya, semoga liburannya menyenangkan dan tahun 2017 dipenuhi dengan lebih banyak berita bahagia :)

You Might Also Like

0 comments

Instagram

Follow Us